Sabtu, 22 Desember 2012

RENSTRA PENINGKATAN MUTU DI PESANTREN TERPADU DAYAH NURUL IMAN COT GIREK



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia lembaga   Pesantren yang kehadirannya banyak memberi konstribusi kepada pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sebagai wadah mendalami ilmu-ilmu agama melalui pengkajian kitab-kitab klasik Islam.
Tidak sedikit alumni pondok pesantren yang telah berkiprah untuk membangun dan memberi konstribusi pemikiran dalam mewarnai pembangunan bangsa yang religius. Berdirinya Pesantren di Indonesia, umumnya memiliki latar belakang yang sama, dimulai dari usaha seseorang atau lebih yang berkeinginan mengajarkan ilmu pengetahuan agama kepada masyarakat luas, dengan membuka kesempatan pengajian secara sederhana kepada penduduk setempat, baik berupa membaca Alqur’an, Hadis dan ilmu-ilmu agama lainnya sehingga masyarakat dapat meningkatkan perbaikan ubudiyah dan menambah wawasan ilmu agama.[1]
Ada dua macam menurut sejarah akar mula berdirinya  pesantren di Indonesia. pertama, pendapat yang menyebutkan bahwa pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pesantren mempunyai hubungan yang erat dengan tempat pendidikan khusus bagi kaum sufi. Pendapat ini berdasarkan fakta bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada mulanya banyak didominasi bentuk kegiatan tarekat. Pimpinan tarekat disebut kyai yang mewajibkan pengikutnya melaksanakan suluk selama 40 hari dalam satu tahun, dengan amalan-amalan tertentu yang tinggal bersama anggota tarekat lainnya di dalam masjid di bawah bimbingan seorang kyai. Untuk keperluan suluk ini, para kyai menyediakan ruangan khusus untuk penginapan dan tempat memasak yang terdapat di kiri-kanan masjid. Di samping mengajarkan amalan tarekat kepada para pengikut juga diajarkan kitab agama dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan agama Islam. Dalam perkembangan selanjutnya lembaga pengajian ini tumbuh dan berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah pesantren.
Kedua, pesantren yang dikenal sekarang pada mulanya mengambil system dari pondok pesantren yang diadakan penganut agama Hindu di Nusantara. Hal ini didasarkan kepada fakta bahwa jauh sebelum datangnya Islam ke Indonesia, lembaga pondok pesantren sudah ada di negeri ini. Pendirian pesantren pada masa itu dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan ajaran agama Hindu. Fakta lain menunjukkan bahwa pesantren tidak ditemukan di negara-negara Islam lainnya. pesantren di Indonesia baru diketahui keberadaan dan perkembangannya setelah abad ke-16.
Karya-karya Jawa Klasik seperti Serat Cabolek dan Serat Centini mengungkapkan bahwa sejak permulaan abad ke-16 di Indonesia telah banyak dijumpai lembaga-lembaga yang mengajarkan berbagai kitab Islam klasik baik dalam bidang firkih, aqidah, tasawuf, dan menjadi pusat penyiaran Islam, yaitu pondok pesantren.[2]
Tidak berbeda jauh  halnya dengan Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Desa  Cot Girek , Pembangunannya ini diawali dengan didirikan Aula Dayah pada tahun 1969 sebuah tempat perkhidmatan agama,[3] Cendikiawan dan tokoh – tokoh ummat serta menggerakan ummat dan jamaah bagi pengabdian kepada Allah SWT dengan tujuan memulihkan keadaan ummat (  Minadh zulumati ilan nur bi- iznillah).
Terlepas dari latar belakang sejarah di atas, yang pasti adalah bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang kehadirannya banyak memberi andil pada bangsa dan negara, mendukung mencerdaskan manusia Indonesia, yang beiman dan bertaqwa, memiliki pemahaman agama yang luas.
Untuk menghadapi tantangan dan perubahan dalam membangun kekokohan jati diri bangsa, maka Pesantren perlu difasilitasi kemampuan memilah dan memilih nilai-nilai yang masih perlu dipertahankan dan dilestarikan. Nilai-nilai ini merupakan akar budaya serta nilai-nilai untuk menjawab tuntutan perkembangan zaman dan nilai-nilai asing, agar sesuai, selaras dengan jati diri dan kebutuhan untuk pembangunan bangsa. Terkait dengan masalah ini, pesantren, harus dapat mempertahankan jati diri untuk menjaga eksistensi nya. Tantangan lain adalah universalisasi nilai kompetisi, yang menyebabkan pesantren kehilangan pijakan budaya. Hal ini tidak terasa telah menyebar ke segala aspek kehidupan masyarakat sehingga hampir mengaburkan bahkan menghilangkan nilai kerjasama dan solidaritasnya sebagai salah sarana pendidikan tertua di Indinesia. Oleh karena itu salah satu strategi untuk menghadapi tantangan tersebut adalah penyiapan lulusan-lulusan yang unggul dalam berbagai aspek, olah pikir, rasa, olah rasa, dan olah raga dengan harapan tercipta lulusan – lulusan pesantren yang dapat menyelaraskan aspek intelektual, emosional, dan spiritual sehingga mampu mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal dan seimbang.
Dalam rangka menyiapkan lulusan pesantren yang berkualitas di era globalisasi ini stategi pendidikan dipesantren mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan srategi yang baik dan matang  dapat meningkatakan mutu pendidikan di pesantren sehingga dapat mencetak tenaga yang handal, trampil, dan dapat memecahkan permasalahan di era persaingan  yang semakin ketat ini. Oleh karena itu pendidikan dipesantren tidak lagi hanya cukup memberikan informasi, pengetahuan, tetapi harus diarahkan bagaimana anak menggali informasi dan menganalisis secara kritis untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya di masa datang. Paradigma yang cenderung untuk penguasaan ilmu pengetahuan, harus diarahkan untuk mengembangkan kemampuan menghadapi kehidupan. Oleh karena itu penguasaan ilmu pengetahuan diarahkan sebagai alat dan bukan tujuan. Setelah penulis melihat dan mempelajari komplesitas permasalahan pendidikan dipesantren, penulis berusaha mengangkat sebuah penelitian tentang pendidikan dipesantren dengan judul :           Perencaaan  Strategik  Dalam Peningkatan Mutu Lulusan Di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Kecamatan Cot Girek Kabupaten Aceh Utara Propinsi Aceh”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, ternyata banyak faktor yang berhubungan dengan mutu kelulusan pesantren. Tentu akan diperlukan dana dan waktu yang tidak sedikit bila kesemua masalah itu akan diteliti. Oleh karena terbatasnya dana dan waktu peneliti, maka masalah penelitian ini hanya dibatasi pada   dua faktor yang  diduga cukup dominan dalam hubungannya dengan perencanaan Strategik dalam Peningkatan Mutu lulusan Pesantren, yaitu faktor perencanaan strategi dan aplikasi manajemen peningkatan mutu; Apakah Pesantren Memiliki Perencanaan strategik yang matangt dalam meningkatkan mutu lulusannya? adakah aplikasi manajemen peningkatan mutu berjalan dengan baik?
Dari pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini hanya akan dikemukakan rumusan masalah yang berkaitan dengan Rencana Strategik Dalam Peningkatan Mutu di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Cot Girek ,  sebagai berikut:
  1. Sejauhmana hubungan rencana strategik dalam peningkatan mutu lulusan di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Cot Girek .
  2. Sejauhmana hubungan antara rencana strategik dalam peningkatan mutu terhadap aplikasi manajemen di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Cot Girek.
  3.  Sejauhmana hubungan antara rencana strategik peningkatan mutu lulusan dan ketersidiaannya SDM dan SDA yang ada di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Cot Girek.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1.      Untuk mengetahui rencana strategik dalam peningkatan mutu lulusan di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Cot Girek
2.      Untuk mengetahui hubungan antara rencana strategik dalam peningkatan mutu terhadap aplikasi manajemen di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Cot Girek.
3.      Untuk mengetahui Sejauhmana rencana strategik peningkatan mutu lulusan dan ketersidiaannya SDM dan SDA yang ada di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman Cot Girek.
D. Manfaat penelitian
            Ada pun hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang cukup besar kepada:
  1. Sebagai bahan masukan Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman  terhadap efektivitas rencana strategik dalam peningkatan mutu lulusan.
  2. Sebagai bahan masukan bagi Pimpinan Pesantren dalam memanage SDM di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman.
  3. Sebagai bahan masukan bagi para Ustad dan Ustazah  untuk perbaikan dan peningkatan kinerjanya di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman.
  4. Sebagai bahan masukan bagi para peneliti atau kegiatan scientific lainnya yang kegiatannya akan di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman pada masa yang akan datang.
  5. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat sebagai stake holder bagi penyelenggaraan pendidikan di Pesantren Terpadu Dayah Nurul Iman.
  6. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten  Aceh Utara  dan Kecamatan Cot Girek khususnya, dan bagi Pemerintah di Indonesia umumnya.


[1]Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopendi Islam (Jakarta: Ikhtiyar Baru Van Hoeve, 2003), Jilid 4, h. 100.
[2]Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren (Jakarta: t.p., 2003),      h. 10
[3] H. Abdullah Hasan,  Profil Pondok Pesantren Dayah Nurul Iman Cot Girek, (Cot Girek, ,1997 ) h 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar